SIGERMEDIA.COM – Apa Itu Penyakit Fisura Ani, Penyebab, Gejala, Cara Pencegahan. Pengertian Fisura Anus, ciri gejala yang sering timbul serta keluhan-keluahan dan bagaimana cara pengobatannya maupun pencegahannya baik secara alami maupun obat.
Apakah fissura ani berbahaya?
Fisura ani merupakan istilah medis yang menggambarkan adanya robekan di lapisan anus. Kondisi ini bukanlah suatu penyakit yang berbahaya, namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Apakah fisura ani bisa sembuh?
Fisura ani biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Salah satu cara yang biasanya dianjurkan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat
Apa perbedaan fisura ani dan fistula ani?
Fisura ani merupakan suatu robekan atau luka pada daerah anus yang berbatasan dengan kulit. Fistula ani merupakan saluran dari rongga anus ke sebuah lubang dekat dengan anus.
Fisura ani ke dokter apa?
Ahli bedah kolorektal adalah ahli dalam menangani fisura ani dan masalah usus dan saluran pembuangan (kolorektal) serta anal lainnya. Dokter ini dapat melakukan tindakan bedah yang canggih untuk kasus ini, selain tindakan bedah umum.
Apakah fisura ani Menular?
Fisura ani. Penyakit menular seksual, termasuk lymphogranuloma venereum (LGV)
Kenapa fisura ani sering kambuh?
Fisura ani memang mudah untuk mengalami rekurensi (kekambuhan). Kekambuhan fisura ani biasanya dipicu oleh adanya feses yang keras dan besar saat buang air besar yang menyebabkan anus dipaksa untuk meregang saat buang air besar sehingga timbulah cedera ulang pada daerah anus tersebut.
Pengertian Penyakit Fisura Ani, Penyebab, Gejala, Cara Pencegahan
Fisura ani merupakan istilah medis yang menggambarkan adanya robekan di lapisan anus. Kondisi ini bukanlah suatu penyakit yang berbahaya, namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Jika tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan komplikasi berupa fisura ani yang perlu diatasi dengan tindakan pembedahan.
Fisura ani adalah sobekan kecil pada jaringan lembab tipis yang melapisi anus sehingga timbul rasa nyeri saat buang air besar. Biasanya fisura ani terjadi akibat ketegangan saat buang air yang besar atau keras. Walaupun menyebabkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan, fisura ani umumnya tidak menyebabkan masalah serius.
Kondisi ini dapat terjadi pada berbagai usia, bahkan pada orang sehat. Keadaan ini cukup umum dan menjadi sekitar 15% kasus yang ditangani dokter spesialis usus dan saluran pembuangan (kolorektal). Fisura ani lebih sering terjadi pada bayi muda dan orang tua.
Fisura ani dapat bersifat tiba-tiba (akut) atau berkepanjangan (kronis). Kasus akut atau jangka pendek biasanya dapat sembuh dalam beberapa hari. Sedangkan, fisura kronis tidak sembuh dalam waktu 8 sampai 12 minggu dan biasanya perlu perawatan lebih lanjut.
Gejala Penyakit Fisura Ani
Tanda dan gejala fisura anus meliputi:
- Nyeri, terkadang parah, saat buang air besar
- Nyeri setelah buang air besar yang bisa bertahan hingga beberapa jam
- Darah merah cerah pada tinja atau kertas toilet setelah buang air besar
- Luka yang terlihat pada kulit di sekitar anus
- Benjolan kecil atau tanda kulit pada kulit di dekat fisura anus
Gejala penyakit ini dapat bersifat ringan hingga parah. Gejala yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
- Gatal (pruritus ani) pada pembukaan anus
- Perdarahan (darah berwarna merah terang) yang terpisah dari tinja; Anda dapat sering melihat bercak atau beberapa tetes darah merah terang pada toilet
- Sensasi tajam, terbakar atau menyengat saat buang air besar yang dapat bertahan untuk sesaat atau bertahan selama beberapa jam
- Bau busuk dari pembukaan anus (biasanya untuk kasus parah), yang mungkin menandakan kemungkinan infeksi
- Sering buang air kecil atau ketidakmampuan untuk buang air kecil
- Beberapa fisura ani tidak menunjukkan gejala dan tidak menyakitkan. Perdarahan dapat terjadi dari waktu ke waktu tetapi tanpa gejala lain.
Penyebab Penyakit Fisura Ani
Sementara itu, penyebab umum fisura anus meliputi:
- Membuang tinja yang besar atau keras
- Sembelit dan mengejan saat buang air besar
- Diare kronis
- Hubungan seks anal
- Persalinan
Fisura ani biasanya disebabkan oleh luka atau cedera pada anus. Hal ini dapat terjadi ketika adanya kotoran besar, termasuk sembelit. Selain itu, dapat juga dipicu oleh diare berulang sehingga menyebabkan iritasi pada lapisan dubur, atau disebabkan oleh ketegangan saat melahirkan. Fisura juga dapat disebabkan oleh hubungan seks anal atau efek samping dari pemeriksaan dubur.
Para ahli percaya bahwa luka terjadi karena ketegangan berlebih dalam dua cincin otot yang disebut sfingter yang mengendalikan pembukaan anus.
Sfingter luar dikendalikan oleh otot, sedangkan sfingter dalam adalah tipe involunter. Jika tekanan di daerah tersebut meningkat, maka aliran darah dapat berkurang dan menyebabkan tegangan, yang dapat menuju pada fisura.
Tekanan dan tegangan secara terus-menerus di daerah tersebut juga dapat menyebabkan lambatnya pemulihan total dari fisura.
Penyakit lain seperti penyakit radang usus (IBD) seperti penyakit Crohn dan luka radang usus (kolitis ulseratif), serta penyakit menular seksual seperti sifilis dan herpes dapat menyebabkan fisura ani.
Cara Pengobatan Penyakit Fisura Ani
Fisura pada anus umumnya dapat menghilang dalam beberapa minggu apabila Anda mengubah pola makan Anda. Pola makan yang diperbaiki, seperti meningkatkan asupan serat dan cairan, dapat membantu melembutkan feses atau tinja Anda.
Anda juga dapat berendam di air hangat selama 10 atau 20 menit selama beberapa kali sehari, terutama setelah buang air besar. Hal ini dapat membantu mempercepat penyembuhan luka dan merilekskan otot sfingter anus.
Namun, jika gejala tidak kunjung membaik, Anda akan memerlukan perawatan lebih lanjut, baik dalam bentuk nonbedah maupun bedah.
1. Nonbedah
Dokter akan merekomendasikan beberapa jenis penanganan nonbedah, seperti:
– Nitrogliserin (Rectiv)
Obat topikal ini membantu meningkatkan aliran darah pada robekan anus, sehingga luka lebih cepat menutup dan otot anus lebih rileks. Terapi ini dipilih jika terapi konservatif tidak berhasil. Salah satu efek samping yang mungkin terasa adalah sakit kepala.
– Krim anestesi topikal
Dokter juga mungkin akan meresepkan krim untuk meringankan rasa sakit, seperti lidocaine hydrochloride (Xylocaine).
– Suntikan botox
Suntikan Botulinum toxin tipe A atau botox berguna untuk menenangkan otot sfingter pada anus dan meringankan kejang anus.
– Obat tekanan darah
Obat-obatan seperti nifedipine (Procardia) dan diltiazem (Cardizem) dapat membantu otot sfingter lebih rileks. Obat-obatan ini dapat diminum atau digunakan jika nitrogliserin tidak efektif atau memberikan efek samping.
2. Bedah
Apabila kondisi yang Anda derita telah tergolong kronis dan tidak membaik juga setelah menjalani pengobatan di atas, dokter akan merekomendasikan prosedur operasi untuk fisura ani.
Dokter bedah akan melakukan prosedur yang disebut dengan lateral internal sphincteroctomy (LIS). Dalam prosedur ini, dokter bedah akan memotong sedikit bagian otot sfingter anal Anda untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
Apa saja komplikasi yang dapat diakibatkan oleh fisura ani?
Meskipun umumnya fisura ani dapat sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan khusus, terdapat pula beberapa kasus langka yang mengakibatkan terjadinya komplikasi.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat berkembang dari munculnya robekan di anus:
1. Fisura kronis
Jika robekan tidak kunjung sembuh setelah 6 atau 8 minggu, kondisi tersebut dapat digolongkan sebagai kronis dan membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.
2. Kemungkinan kambuh di lain waktu
Apabila Anda telah mengalami fisura satu kali, Anda lebih rentan mengalami kondisi ini di lain waktu.
3. Robekan menyebar ke otot anus
Fisura dapat menyebar ke dalam otot sfingter. Otot ini berfungsi untuk menutup bukaan anus Anda. Jika robekan menyebar hingga ke otot tersebut, robekan akan semakin sulit disembuhkan.
4. Kanker anus
Pada kasus yang sangat jarang terjadi, robekan yang tidak segera ditangani dapat memicu terjadinya kanker anus.
Referensi:
Valente, Michael A., DO. American Society of Colon and Rectal Surgeons (2012). “Anal Fissure.” Available: http://www.fascrs.org/patients/conditions/anal_fissure/
Dozois EJ, Pemberton JH (2006). Anal fissure section of Hemorrhoids and other anorectal disorders. In MM Wolfe et al., eds., Therapy of Digestive Disorders, pp. 948–950. Philadelphia: Elsevier.