SIGERMEDIA.COM – Ini Perbedaan Adat Lampung Pepadun dan Saibatin. Adat Lampung dibagi menjadi dua Pepadun dan Saibati. Keanekaragaman warisan budaya Lampung memang sangat dikenal oleh khalayak umum, terlebih lagi dari sisi tempat wilayah yang dikenal dengan wisatanya.
Ya Budaya Lampung bisa dikatakan sangat unik dan beragam, terlebi lagi sisi adat-istiadatnya yang hingga kini masih dipegang erat dan terus dilestarikan.
Masyarakat Lampung bisa dikatakan terbagi menjadi dua golongan adat, yakni Lampung Pepadun dan Saibatin yang juga berbeda wilayah berdasarkan adatnya.
Namun sebelum mengenal lebih dalam mengenai dua Adat Lampung Saibatin dan Pepadun, bisa simak lebih lengkap mengenai pengertian dari kedua adat tersebut.
Apa Itu Adat Lampung Saibatin?
“Saibatin” bermakna satu batin atau memiliki satu junjungan. Hal ini sesuai dengan tatanan sosial dalam Suku Saibatin, hanya ada satu raja adat dalam setiap generasi kepemimpinan.
Budaya Suku Saibatin cenderung bersifat aristokratis karena kedudukan adat hanya dapat diwariskan melalui garis keturunan.
Apa yang dimaksud dengan adat Pepadun?
Masyarakat adat Lampung Pepadun adalah salah satu dari dua kelompok adat besar dalam masyarakat Lampung. Masyarakat ini mendiami daerah pedalaman atau daerah dataran tinggi Lampung.
Berdasarkan sejarah perkembangannya, masyarakat Pepadun awalnya berkembang di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih (Pubian)
Lampung Saibatin Meliputi Wilayah Dimana Saja?
Suku Saibatin merupakan salah satu suku asli dari Provinsi Lampung. Suku Saibatin mendiami daerah pesisir Lampung yang membentang dari timur, selatan, hingga barat.
Wilayah persebaran Suku Saibatin mencakup Lampung Timur, Lampung Selatan, Bandar Lampung, Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat.
Wilayah Masyarakat Lampung Pepadun
Masyarakat Adat Lampung Pepadun adalah salah satu dari dua kelompok adat besar dalam Masyarakat Lampung.
Masyarakat ini mendiami daerah pedalaman atau daerah dataran tinggi Lampung. Berdasarkan sejarah perkembangannya, masyarakat pepadun awalnya berkembang di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih (Pubian).
Berikut beberapa kemargaan yang memiliki sistem adat Pepadun atau penyimbang ini antara lain:
- Abung Siwo.
- Mego.
- Mego Pak Tulangbawang.
- Pubian Telu Suku.
- Buway Lima Way Kanan.
- Bunga Mayang Sungkay.
- Marga Melinting Peminggir.
- Marga Teluk Peminggir.
Perbedaan Adat Lampung Saibatin dan Pepadun
1. Dari Segi Bahasa
Dari segi bahasa dan logatnya sudah bisa kita bedakan mana masyarakat lampung pepadun dan mana masyarakat pesisir, masyarakat pepadun menggunakan bahasa dengan dialek O (Nyo)
Sedangkan masyarakat pesisir menggunakan bahasa dialek A (Api). Contoh penyebutan dialek A “Apa” penggunaan artinya (Api Kabar) sedangkan dialek O penggunan “Apa” kalimat yang digunakan ‘Nyo Khabar’ artinya (Apa Kabar)
2. Pakaian Adat
Perbedaan yang paling jelas selanjutnya dari salah satu keduanya adalah pakaian adat meskipun keduanya memakai mahkota yang dikenal dengan sebutan Siger dalam masyarakat lampung
Namun perbedaan siger yang di gunakan masyarakat lampung sai batin menggunakan pakaian adat warna merah dan siger yang memiliki 7 lekukan sedangkan pepadun menggunakan pakaian adat berwarna putih dengan siger 9 lekukan
3. Adat Perkawinan
Perbedaan selanjutnya bisa kita lihat pada adat perkawinan masyarakat lampung pesisir dan pepadun, jika dalam masyarakat sai batin pada saat pernikahan lebih dikenal dengan “Ngunduh Mantu” sedangkan pernikahan untuk masyarakat pepadun disebut dengan “Bucangget”
4. Silsilah Keturunan
Silsilah keturunan masyarakat sai batin berasal dari paksi pak sekala berak (kepaksian sekala berak) sedangkan untuk masyarakat pepadun silsilah keturunannya berasal dari abung sewo mego.
Perbedaan dari dua kelompok ini pepadun dan sai batin memiliki satu kesatuan, hal ini disebabkan karena masyarakat lampung sangat menjunjung tinggi falsafah hidup secara turun temurun yakni piil pesenggiri yang merupakan pedoman hidup ulun lampung secara keseluruhan.
Sumber : cindriyanto.com, lampung.idntimes.com, malahayati.ac.id