SIGERMEDIA.COM – Pasar beras di Bandar Lampung masih menyaksikan harga beras yang tinggi meskipun program pemerintah telah dijalankan untuk menstabilkan harga pangan.
Kami telah berbicara dengan beberapa pedagang beras di wilayah ini untuk mendapatkan pandangan mereka tentang situasi ini.
Program Pemerintah dan Pasokan Beras dari Bulog
Program yang dimaksud adalah upaya pemerintah untuk mengontrol harga beras melalui penyaluran beras murah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog).
Menurut Rozi, seorang pedagang beras yang beroperasi di pasar Tugu Bandar Lampung, pasokan beras dari pemerintah melalui Bulog berjalan lancar.
Namun, sayangnya, harga beras di pasar masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan.
Rozi menyatakan, “Program itu belum bisa mempengaruhi penurunan harga karena penyebabnya kemarau. Sekarang harga itu stabil tidak terlalu naik.”
Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun pasokan beras dari pemerintah ada, faktor-faktor cuaca seperti kemarau masih menjadi penyebab utama harga beras yang tinggi.
Harga Beras di Pasar Saat Ini
Rozi juga memberikan gambaran tentang harga beras saat ini di pasar. Menurutnya, harga beras medium berkisar antara Rp13.000 per kg, sementara beras premium dijual dengan harga Rp14.500 hingga Rp15.000 per kg.
Sedangkan beras dari Bulog, yang seharusnya menjadi lebih terjangkau, masih dihargai sekitar Rp10.900 per kg. Hal ini menunjukkan bahwa harga beras masih di atas angka yang diharapkan oleh banyak konsumen.
Harapan Terhadap Musim Kemarau dan El Nino
Rozi juga mengungkapkan harapannya terkait dengan kondisi cuaca di masa mendatang. Dia berharap musim kemarau dan dampak El Nino dapat segera berakhir.
Dengan demikian, petani dapat kembali menjalankan aktivitas tanam mereka dan pasokan beras akan meningkat. Ini diharapkan dapat membantu menurunkan harga beras di pasar.
Evaluasi dari Pedagang Lain
Selain Rozi, kami juga berbicara dengan pedagang beras lainnya, yaitu Joko. Menurut Joko, penyaluran beras murah oleh pemerintah belum berdampak signifikan terhadap harga di pasar.
Dia mengatakan, “Ada sedikit pengaruh terhadap penurunan harga terutama beras medium dari Rp13.000 menjadi Rp12.000 per kg.”
Namun, Joko juga memberikan pandangan bahwa penyaluran beras dari pemerintah sebaiknya ditingkatkan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kenaikan harga beras memiliki dampak besar terhadap omzet pedagang.
“Kenaikan harga beras ini cukup mempengaruhi terhadap omzet sampai 50 persen. Biasanya satu hari bisa habis 1 ton, tetapi sekarang hanya setengah saja,” katanya.