Kabupaten Wonosobo Menjadi Contoh Penurunan Stunting bagi Daerah Lain
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan bahwa Kabupaten Wonosobo menjadi contoh penurunan stunting bagi daerah yang lain. Hal ini karena Kabupaten Wonosobo berhasil menurunkan angka stunting hingga 5,4 persen, dari 28,1 persen pada 2021 menjadi 22,7 persen pada 2022.
Hasto Wardoyo menyampaikan hal tersebut pada program edukasi bidan dan intervensi stunting di Pendopo Kabupaten Wonosobo yang dihadiri ratusan bidan di Kabupaten Wonosobo. Menurutnya, Wonosobo bisa menjadi best practice untuk penurunan stunting karena penurunannya jauh di atas nasional. Nasional hanya bisa menurunkan 2,8 persen, sedangkan Wonosobo bisa menurunkan 5,4 persen.
Bidan-bidan di Kabupaten Wonosobo dianggap sebagai “provider” yang paling kompak dan paling dekat dengan masyarakat. Tim pendamping keluarga di Wonosobo ada lebih dari 2.000 orang, dimana sepertiga atau sekitar 670 orang di antaranya adalah bidan. Sisanya adalah PKK dan penyuluh KB.
Hasto Wardoyo menuturkan bahwa pesan kepada bidan adalah agar mereka peka kepada lingkungan termasuk nikah, hamil, kontrol hingga 1.000 hari usia anak. Stunting meningkat pesat pada usia 12 bulan sampai 23 bulan sehingga perhatian serius bidan-bidan ini menjadi tim pendamping keluarga.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan bahwa hasil kemarin menurunkan stunting merupakan bagian dari upaya mereka dan teman-teman. Ia meminta semua elemen untuk bekerja secara Lillahi taala, curahkan semua pikiran, tenaga, dan kebijakan. Kegiatan hari ini tentu akan memompa semangat semua elemen, ada dokter, bidan, PKK, kader, yang selalu ikhlas kapan saja dipanggil mereka luar biasa, kerjanya tanpa mengenal waktu dan tanpa mengenal lelah.
Diharapkan, Kabupaten Wonosobo bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk menurunkan angka stunting. Semoga upaya yang dilakukan dapat terus ditingkatkan sehingga angka stunting di Kabupaten Wonosobo dapat semakin menurun.
