Menteri Perindustrian Bahas Potensi Kerja Sama dengan Tiongkok
Dalam kunjungan ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan Menteri Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) RRT, Mr. Jin Zhuanglong. Pertemuan tersebut membahas potensi kerja sama di berbagai sektor industri antara kedua negara.
Inisiatif Baru Kerja Sama Industri
Menperin menyambut baik empat inisiatif kerja sama yang ditawarkan oleh MIIT. Inisiatif tersebut meliputi kelanjutan ASEAN China Forum on Emerging Industries dan Ministerial Dialogue on Industry, penguatan kerja sama pada industri yang sedang berkembang, kerja sama terkait dengan Industri 4.0 dan New Energy Vehicle (NEV), serta kerja sama terkait photovoltaic (PV).
Kolaborasi dalam Transformasi Teknologi Industri
Sejalan dengan upaya transformasi teknologi industri untuk memperkuat Industri 4.0, Menperin mengundang industri teknologi informasi dari Tiongkok untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Indonesia mengakui kekuatan industri teknologi informasi Tiongkok, seperti Huawei, dan ingin memperluas kerja sama dalam sektor ini.
Kendaraan Listrik dan EnergI Baru
Menperin juga melihat peluang kerja sama di bidang Electric Vehicle (EV) dan New Energy Vehicle (NEV). Indonesia memiliki target untuk menjadi produsen kendaraan listrik terkemuka di kawasan dengan daya saing global. Kerja sama dengan Tiongkok diharapkan dapat mendukung target tersebut.
Perjanjian ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA)
Menperin berharap proses perundingan ACFTA dapat berjalan dengan baik. Proses perundingan tersebut diharapkan dapat menyempurnakan hal-hal yang sudah ada, terutama pada isu-isu inisiatif baru seperti ketahanan rantai pasok, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan konektivitas.
Potensi Kerja Sama Lainnya
Selain tawaran kerja sama dari Tiongkok, Indonesia juga mengusulkan potensi kerja sama di bidang industri farmasi dan industri hijau. Indonesia mengharapkan pengembangan investasi dari Tiongkok dalam bahan baku obat selain paracetamol. Selain itu, Indonesia juga ingin bekerja sama dengan Tiongkok dalam pengembangan industri hijau yang berkelanjutan.
Pengembangan Green Products
Indonesia dan Tiongkok dapat bekerja sama dalam mengembangkan green products melalui industri bioprospektif. Potensi sumber daya seperti rumput laut dan mikroalga di Indonesia dapat diproses menjadi bahan baku bio produk, seperti bioplastic, biofuels, dan pupuk.
Diskusi dan Perjanjian Kerja Sama
Menperin berharap dapat segera berdiskusi dan mencapai perjanjian yang mengikat antara kedua negara mengenai pengembangan manufaktur. Kerja sama tersebut mencakup pengembangan EV, photovoltaic, talent development, dan industri bioprospektif.
Dengan potensi kerja sama yang luas, Indonesia dan Tiongkok dapat saling mendukung dalam pengembangan sektor industri yang berkelanjutan dan inovatif.