Membangun Tata Kelola Pangan Terintegrasi untuk Menguatkan Ketahanan Pangan
Jakarta, InfoPublik – Membangun tata kelola pangan terintegrasi hulu hilir dalam kerangka kesiapsiagaan krisis pangan, menjadi agenda penting yang harus dilaksanakan dengan melibatkan berbagai stakeholder.
Ketahanan Pangan Melalui Penanaman Perdana Sorgum di Sukabumi
“Penanaman Perdana sorgum di Sukabumi ini kita harapkan menguatkan ketahanan pangan kita mengingat sorgum merupakan komoditas yang potensial baik sebagai pangan sumber karbohidrat maupun sebagai sumber pakan ternak dan pemanfaatan lainnya,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat melakukan tanam perdana sorgum di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (17/7/2023).
Penerapan Pertanian Terintegrasi Hulu Hilir
Ia berharap melalui penanaman sorgum yang dikelola PT Sorgum Indonesia Group ini, pertanian terintegtasi hulu hilir dapat diterapkan dengan baik di mana dalam kawasan ini nantinya juga dirancang digunakan sebagai kawasan penggemukan sapi dengan pakan ternak dari sorgum.
Sinergi Bersama Stakeholder Pangan
“NFA bersinergi bersama pemerintah daerah serta BUMN pangan juga akan menyiapkan offtaker yang sudah memiliki added value. Peternak di Jawa Timur dan Jawa Tengah disiapkan untuk bisa ikut dalam distribusi hasil dari Cileteuh, sehingga masyarakat dan pemuda tani di wilayah ini dapat merasakan secara langsung manfaat dari integrasi pertanian tersebut,” ungkapnya.
Hilirisasi Produk Pangan untuk Menjaga Kesinambungan Rantai Pangan
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa hilirisasi produk pangan menjadi faktor kunci dalam menjaga kesinambungan rantai pangan baik di tahap produksi, distribusi, hingga konsumsi.
Potensi Sorgum sebagai Alternatif Pangan
Ditambahkan Arief, sorgum merupakan salah satu sumber pangan alternatif pengganti nasi yang potensial dikembangkan di Indonesia. Mengingat komoditas tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi dalam rentang iklim yang luas. Meskipun begitu, sorgum memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Penganekaragaman Pangan untuk Mengatasi Ketergantungan Pasokan Gandum
“Penganekaragaman pangan penting dilakukan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kondisi gejolak yang ditimbulkan akibat situasi ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan. Sebagai contoh ketergantungan pasokan gandum untuk bahan baku tepung dan mahalnya biaya pakan ternak,” jelas Arief.
Peran PT Sorgum Indonesia Grup dalam Penganekaragaman Pangan
Arief mengapresiasi peran serta PT Sorgum Indonesia Grup dalam mendukung dan berintegrasi bersama pemerintah pusat maupun daerah dalam usaha menjaga penganekaragaman pangan dan inisiatif inovasi agribisnis yang lebih baik, khususnya pada komoditas sorgum.
Langkah Awal Pengelolaan Agribisnis Sorgum di Sukabumi
Sementara Presiden Direktur PT Sorgum Indonesia Group Sultan Chaniago mengatakan, penanaman perdana ini merupakan langkah awal pengelolaan agribisnis sorgum dari hulu hingga hilir secara terpadu, dimulai dari penanaman perdana di Green House seluas 1 ha dengan target penanaman benih untuk orientasi penangkaran benih dimana perencanaan penanaman perdana di 500 ha.
Kemitraan dengan Masyarakat Lokal
“Dalam pengembangannya nanti, kita siapkan lahan 1.200 hektar. Ini adalah kegiatan pembenihan dan penanaman perdana sorgum di Jawa Barat yang merupakan pilot project perkebunan integrated, mudah-mudahan bisa disupport dari masyarakat khususnya masyarakat Sukabumi, Jawa Barat,” ujarnya.
Manfaat Penanaman Sorgum bagi Ketahanan Pangan Nasional
Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri berharap dengan pola kemitraan bersama masyarakat setempat, penanaman sorgum dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan juga mendukung ketahanan pangan nasional.
Sorgum sebagai Komoditas Pangan Unggulan
Adapun sorgum merupakan salah satu komoditas pangan yang menjadi perhatian pemerintah dalam upaya kesiapsiagaan krisis pangan mengingat karakteristik tanamannya yang memiliki daya adaptasi dengan kebutuhan air rendah sehingga tahan terhadap kekeringan.