Suksesnya Program SFV KKP Meningkatkan Realisasi PNBP Layanan Perikanan

Program Smart Fisheris Village (SFV) di Bali Raih Sukses dalam Meningkatkan Realisasi PNBP

Program Smart Fisheris Village (SFV) yang dijalankan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Provinsi Bali telah berhasil meningkatkan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) layanan perikanan. Realisasi PNBP tersebut diperkirakan akan naik hingga dua kali lipat hingga akhir tahun.

Potensi peningkatan PNBP ini sangat menggembirakan bagi KKP. Pada semester pertama, SFV di Gondol berhasil mencapai target PNBP sebesar 82 persen atau sekitar Rp408 juta.

Dengan demikian, potensi PNBP bisa mencapai dua kali lipat pada akhir tahun.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP), I Nyoman Radiarta, sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh UPT-UPT BPPSDM dalam mengoptimalkan asetnya dan memanfaatkannya sebaik-baiknya.

Program SFV di Gondol dijalankan oleh Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP), yang merupakan unit pelaksana teknis BPPSDM KP dengan fokus pada pengembangan budidaya laut, terutama komoditas kakap putih, bandeng, kerapu, kepiting, rajungan, dan udang vanamei.

Program SFV ini bertujuan untuk mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki oleh balai seperti peralatan produksi dan lahan guna meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan di wilayah kerja. Di Gondol, aset balai yang dimanfaatkan tersebar di tiga desa, yaitu Desa Penyabangan, Desa Sumberkima, dan Desa Pejarakan.

Desa Penyabangan, misalnya, telah menjadi fasilitas utama dalam perbenihan budidaya laut.

Fasilitas ini dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana penunjang budidaya, seperti empat kolam berukuran 100 meter kubik dan empat kolam berukuran sekitar 20 meter kubik untuk penyediaan induk dan pemeliharaan induk (broodstock center), hatchery perbenihan ikan laut (larval rearing), fasilitas pendederan ikan laut (nursery) yang menghasilkan benih dengan berbagai ukuran, serta laboratorium khusus pakan alami dari spesies laut untuk kultur murni maupun kultur masa.

Selain itu, kegiatan lainnya yang dilakukan adalah pemeliharaan benih dan pendederan kakap putih dan ikan kerapu

Rata-rata benih kakap putih yang dihasilkan mencapai 87.000 ekor per siklus, sedangkan benih kerapu menghasilkan 39.500 ekor per siklus.

SFV BBRBLPP di Desa Penyabangan juga menyediakan induk kepiting atau rajungan untuk pembenihan dan penyediaan pakan alami guna mendukung usaha perbenihan baik skala murni maupun massal.

Di Desa Sumberkima, terdapat Instalasi Karamba Jaring Apung (KJA) yang dilengkapi dengan 16 KJA High Density Polyethylene (HDPE).

Saat ini, kegiatan yang sedang berjalan adalah budidaya pembesaran 7.700 ekor kakap putih yang merupakan hasil pembenihan atau pendederan di Hatchery Desa Penyabangan.

Sementara itu, di Desa Pejarakan terdapat Instalasi Tambak Pejarakan yang terdiri dari 13 petak dengan luasan 65.500 m2 dan 39.500 m2.

Instalasi ini dimanfaatkan untuk pembesaran 2.600 ekor ikan kerapu, pembesaran 6.500 ekor ikan kakap putih, dan pembesaran udang vaname yang telah menghasilkan hampir 1 ton dalam satu siklus. Saat ini, dilakukan penebaran kembali sejumlah 350 ribu benur vanname.

Nyoman menyampaikan bahwa seluruh aset dan produksi yang dimiliki oleh SFV dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai layanan perikanan bagi masyarakat, terutama para pembudidaya. Layanan inilah yang menjadi sumber penerimaan negara melalui skema PNBP.

Selain mengoptimalkan aset, program SFV di Gondol juga mencakup pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi para pembudidaya, serta kegiatan konservasi.

BBRBLPP telah melaksanakan Pelatihan Manajemen Usaha Budidaya Bandeng di Desa Penyabangan bersama EXIM Bank (LPEI) dan Kementerian Keuangan. Selain itu, juga dibentuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) baru, yaitu Pokdakan Bintang Samudera yang fokus pada plasma nutfah.

Dalam hal kegiatan konservasi, program SFV di Gondol telah berhasil menghasilkan ratusan ribu telur kakap putih dan telur bandeng yang kemudian disalurkan sebagai bantuan untuk Pokdakan di Desa Penyabangan serta dilepasliarkan di perairan Jembrana.

Sebagai informasi tambahan, program SFV KKP telah dilaksanakan di 22 lokasi berbasis UPT maupun desa. SFV berbasis desa merupakan program yang melibatkan penyiapan fasilitas teknologi, pendampingan kegiatan produksi, dan manajemen usaha yang dilakukan oleh KKP untuk membantu masyarakat perikanan dalam meningkatkan produksi komoditas unggulan di desa tujuan.

Foto: Istimewa

Temukan Artikel Viral kami di Google News