SIGERMEDIA.COM – Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama, menyebut ada peningkatan sikap intoleran beragama di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Dilansir dari CNN Indonesia, temuan itu menurutnya didapatkan dari hasil riset oleh beberapa lembaga.
Baca Juga : Baharkam Polri Bersama Bea Cukai Patroli Bersama, Lima Kapal Penyelundup Berhasil Ditangkap
Yaqut menyebut menguatnya arus digitalisasi di era teknologi saat ini membuat beberapa masyarakat mudah terpapar aliran yang konservatif. Meski demikian, Yaqut memastikan temuan intoleransi tersebut belum mengakar di masyarakat.
Baca Juga : Epidemiolog Unsri Sarankan Pakai Masker Dobel Guna Tangkal Varian Baru Corona
Riset yang dilakukan banyak lembaga menunjukkan ada gejala meningkatnya intoleransi. Namun demikian kita tidak perlu khawatir berlebihan, karena tren ini belum menjadi arus utama masyarakat Indonesia, kata Yaqut saat memberikan sambutan dalam acara daring yang bertajuk Understanding Indonesian Muslims Culture.
Baca Juga : Gambar Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi
Mengutip dari CNN Indonesia, Yaqut menyebut gejolak intoleransi saat ini merupakan tantangan yang harus dihadapi banyak negara, utamanya di tengah sebaran informasi tanpa batas pada jaman sekarang. Ia mengatakan kaum pemuda memiliki andil besar dalam gejolak ini.
Baca Juga : Twitter Menjadi Platform Terbanyak Ujaran Kebencian Menurut Virtual Police Bareskrim
Meski begitu, ia mengatakan bahwa mayoritas penduduk Indonesia memiliki sikap yang moderat dan sepakat dengan ideologi yang berkembang di Indonesia, yakni Pancasila. 81,6 persen muslim Indonesia setuju dengan Pancasila, ini merupakan modal dasar yang sangat memberikan keuntungan untuk Indonesia, jelasnya.
Baca Juga : Kumpulan Quotes Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi
Dalam sambutannya itu, Yaqut sekaligus menegaskan, Indonesia pada tahun 2020 menyumbang sebanyak 13,07 persen penduduk Islam di dunia. Jumlah itu menurutnya lebih besar dari negara islam lain seperti Pakistan hingga Bangladesh.
Yaqut mengaku pihaknya akan fokus pada tiga hal penanganan keberagamaan di Indonesia. Yang pertama, peningkatan pelayanan keagamaan yang berkualitas dan merata. Selanjutnya, penguatan moderasi beragama, dan terakhir transformasi digitalisasi sebagai proses adaptasi Kemenag.
Kontributor – Khoirrotun Nissa
Editor – Devi Ari L