SIGERMEDIA.COM – Menilik peristiwa yang baru-baru ini terjadi atas kapal KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada kedalaman 838 meter dibawah permukaan laut hingga membuat kapal tersebut terbelah menjadi tiga bagian dan seluruh awak kapal meninggal dunia masih menjadi pertanyaan sebagian orang.
Bagaimana kondisi laut di kedalaman 800 meter? Bagaimana tekanan yang dapat terjadi disana? Apakah yang terjadi pada manusia pada kedalaman tersebut?
Perlu diketahui bahwa semakin dalam makhluk hidup menyelam dari permukaan air, maka semakin banyak pula volume air yang berada diatas kepala dengan permukaan air sehingga tekanan air yang diberikan kepada tubuh makhluk hidup akan semakin besar.
Baca Juga: Bangkai Kapal KRI Nanggala-402 Akan Diangkat dari Kedalaman 838 Meter
Labolatorium Lingkungan Kelautan Pasifik milik Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (PMEL NOAA) mengatakan bahwa kedalaman laut rata-rata sekitar 3.800 meter. Sejauh ini laut terdalam berada di kedalaman 11.000 meter.
Kedalaman laut akan mempengaruhi tekanan hidrostatis yang dirasakan setiap makhluk hidup. Tekanan hidrostatis akan meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman laut.
Tekanan hidrostatis air meningkat 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Jika kedalaman air 850 meter, maka tekanan hidrostatisnya adalah 85 atm. Sedangkan manusia hanya bisa bertahan pada tekanan sekitar 3 hingga 4 atm.
Baca Juga: Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Heri Ternyata Anak Pensiunan Polisi di Lampung
Sementara itu, dilansir dari National Ocean Service, pada kedalaman 200 meter, intensitas cahaya mulai menghilang seiring dengan bertambahnya kedalaman. Maka penampakan bawah laut benar-benar gelap gulita. Gelapnya laut juga menandakan bahwa keadaan air didalamnya sangat dingin.
Oleh karena itu, jika manusia berada pada kedalaman sekitar 800 meter dibawah permukaan air akan mendapatkan tekanan hingga 85 atm, sedangkan tubuh manusia hanya mampu sekitar 4 atm, ditambah dengan kondisi yang gelap dan air yang sangat dingin membuat manusia sulit bertahan pada kedalaman tersebut.